Friday, April 14, 2017

Panduan Ber-SocMed untuk Muslimah Produktif


Assalamu’alaikum,

“Tak semua yang kita tahu harus diobrolkan. Tak semua yang ada di pikiran harus ditulis. Tak semua masalah  harus dicurhatkan. Sesungguhnya setiap kata yang terucap akan ada hisabnya.” 
(Ustadzah Ninih Muthmainnah) 



Sisterfillah, kutipan di atas menyadarkan kita agar berhati-hati dalam berucap, karena segalanya akan dipertanggungjawabkan. Kini lisan tak terbatas pada ucapan mulut, tetapi merambah pada percakapan di dunia maya.  Jauh sebelum itu, Rasulullah SAW meminta umatnya agar menjaga lisan dengan berkata baik atau diam. Berarti kita tak punya opsi berkata buruk kan?


Namun kejadian belakangan ini menjadi sebuah pelajaran. Sudah terbukti bahwa ucapan yang tak terjaga di dunia nyata atau maya dapat mencederai perasaan, menyebabkan hukum pidana, bahkan memecah belah persatuan. Maka rasanya wajar jika pemerintah akhirnya memberlakukan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) untuk memberi kesadaran bahwa ada peraturan yang harus dipatuhi sekali pun di dunia maya.


Ayo ngaku siapa yang nggak bisa mengontrol diri ketika berinteraksi di dunia maya? Nah artikel kali ini akan membahas tips menggunakan media sosial untuk para muslimah agar lebih produktif. Scroll terus sampai bawah ya..


Tips Menggunakan Media Sosial untuk Para Muslimah

1.      Niat karena Allah

Setiap amal tergantung pada niat kan, Sisterfillah? Maka insya Allah jika kita berniat mengakses media sosial sebagai ajang syukur, mencari pengingat diri, atau berbagi kebaikan, mudah-mudahan bernilai pahala. Jangan jadikan socmed sebagai pembunuh keikhlasan dan jauhi riya.


2.      Perhatikan Konten yang Dibagikan

Penting sekali untuk menimbang konten yang akan dibagikan ya, Sisterfillah. Menulis adalah amanah yang akan diminta pertangungjawabannya kelak di akhirat.

“ Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri,”
(QS. Al Baqarah:79)


Pastikan informasi yang dibagikan berasal dari sumber yang jelas, bernilai kejujuran tidak penuh kebohongan, dan cek dulu kebenarannya jika hal itu menyangkut orang lain. Jika kita mencantumkan hadits sebagai landasan, pastikan hadits tersebut shahih (kuat) karena hadits dhoif (lemah) tidak dapat dijadikan landasan utama suatu amal, apalagi hadits maudhu’ (palsu). Intinya, penting sekali mengetahui ilmunya sebelum posting sesuatu.


Cukuplah seseorang dikatakan berdusta, jika ia menceritakan setiap yang dia dengar.”
(HR. Muslim)


Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”
(QS. Al Hujurat: 6)


Satu lagi yang penting, ketika membagikan status atau pendapat milik orang lain, Sisterfillah harus menyebutkan pemilik status tersebut ya. Jangan mengambil keuntungan dari sesuatu yang bukan milik kita.




3.      Ambil hanya yang baik

Jadilah seperti lebah. Hanya mengambil yang baik dan tidak memberi kecuali yang baik. Diantara rangka mendekatkan diri kepada Allah dengan socmed adalah; menyebarkan ayat Qur’an dan tafsirnya, menyebarkan hadis dan penjelasannya.

Kita juga harus berhati-hati dalam memilih akun yang kita ikuti karena hal tersebut adalah tanggung jawab. Menjadi follower, teman, atau anggota grup dari sebuah kebathilan adalah haram.

“Permisalan teman duduk yang baik dengan yang tidak baik, seperti penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Adapun penjual minyak wangi: terkadang ia akan menawarkan minyaknya kepadamu, dan terkadang ia akan memberimu Dan terkadang juga kamu akan mendapatkan darinya bau yang wangi. Adapun teman duduk yang tidak baik ia seperti seorang pandai besi: kalau tidak membakar pakaianmu, pasti kamu akan mencium darinya bau yang tidak sedap “
(HR. Bukhari Muslim)

Hendaknya kita meng-counter kebathilan yang muncul di socmed.



4.      Perhatikan Etika

Ketika membagikan konten di media sosial, perhatikan etika ya, Sisterfillah. Jangan terburu-buru menyalahkan pendapat orang lain atau mengomentari sesuatu yang belum dipahami maksud penulisnya. Keep your positive mind up!

Takutlah kalian akan berprasangka. Karena berprasangka adalah ucapan bohong besar. Janganlah kalian saling saling iri, saling meneliti kesalahan orang, saling hasud, saling membelakangi, saling bermusuhan. Jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.
 ( HR. Al-Bukhari )

Jika ingin mengkritik sesuatu, gunakan bahasa yang santun. Hati-hati, sekarang sudah berlaku UU ITE. Barang siapa tak jaga lisan dan tulisan, maka bisa-bisa terjerat hukum pidana.


5.      Klarifikasi kesalahan

Manusia tidak mungkin luput dari salah dan dosa. Apabila lidah salah ucap atau jempol salah ketik, jangan enggan untuk membuat klarifikasi. Barang siapa pernah menyebarkan kebathilan kemudian ia bertaubat maka ia wajib menjelaskan kesalahan dan kebathilan yang disebarkan.

“ Kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran) “
(QS. Al Baqarah:160)

Pun juga dengan ucapan yang bukan berasal dari diri sendiri. Menjawab segala syubhat, fitnah dan tuduhan yang dilontarkan orang-orang kafir, munafik terhadap Islam

Dan berjihadlah terhadap mereka dengan jihad yang besar “
(QS. Al Furqon:52)


6.      Atur Waktu Posting

Secara pembagian waktu, Sisterfillah bisa memanfaatkan posting di waktu-waktu utama (prime time). Mengapa? Selain agar efisien dan konten kita tepat sasaran, hal ini agar kita disiplin mengatur waktu di media sosial, hihi. Salah-salah, bisa bablas dan waktu terbuang sia-sia.

Menurut blog.hootsuite.com, prime time media sosial Twitter, Facebook dan Instagram berada di jam 13.00-15.00. Namun Sisterfillah bisa juga memanfaatkan jam pagi untuk memberikan penyemangat, atau jam malam untuk saling mengingatkan dalam kebaikan. Sebelumnya, pastikan aktivitas wajib kita sudah tertunaikan ya.

7.      Berhati-hati Berbagi Info Pribadi

Kejahatan yang terjadi tak hanya di dunia nyata lho, Sisterfillah. Kini kejahatan pun dapat terjadi di dunia maya. Sebisa mungkin batasi informasi kontak pribadi, jagalah foto-foto privasi, serta berhati-hati terhadap segala jenis ajakan yang mencurigakan. Sebab di dunia maya, seseorang bisa berpura-pura menjadi siapa pun.

Nah Sisterfillah, semoga makin semangat menjadi muslimah produktif tiap harinya. Ingat, teknologi jangan dilawan, tetapi menfaatkan dengan strategi sebaik-baiknya. Semoga Allah menjaga kita selalu dari hal-hal yang tidak bermanfaat :)





Love,

Syar’i Lifestyle



Contributor: Finance & Career Division

Syari’ah Advisor: Fathimah Syauqi

Editor: AM



Reference:

blog(dot)hootsuite(dot)com

Fiqih Socmed oleh Dr Taufik Qulazhar Hulaimi

Sunday, April 2, 2017

Nyalon Bareng Syar’i Lifestyle



Assalamu’alaikum, Sisterfillah..

Beberapa waktu lalu muslim Amerika Serikat melakukan aksi solidaritas dengan sholat berjamaah di sejumlah bandar udara di chicago, New York dan Los Angeles. Aksi ini menyusul kebijakan presiden terpilih AS, Donald Trump yang melarang tujuh negara mayoritas muslim untuk masuk ke AS selama 90 hari. Disisi lain, solidaritas muslim dunia terhadap muslim Aleppo, Palestina, Rohingya juga tak pernah henti hingga hari ini. Allah telah menyatukan hati-hati kaum muslim. Membuat yang jauh seakan dekat dalam do'a, membuat harta tak lagi ragu dibagi untuk sesama.


Begitulah indahnya ukhuwah islamiyah, persaudaraan islam atas dasar keimanan kepada Allah. Turut merasa sakit jika saudara muslim lain tersakiti.
 
“Perumpamaan kaum mukmin dalam kasih sayang dan belas kasih serta cinta adalah seperti satu tubuh. Jika satu bagian anggota tubuh sakit maka akan merasa sakit seluruh tubuh dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Layaknya tubuh yang perlu dirawat agar tetap sehat, maka begitu sejatinya ukhuwah. Perlu dirawat agar tidak compang camping diterpa badai godaan dunia. Selain do'a, ukhuwah dapat dijaga dengan saling memberi selamat, hadiah, tersenyum dan berjabat tangan bila berjumpa, menjenguk bila sakit, dan saling berkunjung. Kiat-kiat menjaga ukhuwah ini sebagian besar bisa terwujud dengan saling berkunjung.

Nabi Muhammad saw. bersabda, “Allah swt. berfirman, ‘Pasti akan mendapat cinta-Ku orang-orang yang mencintai karena Aku, keduanya saling berkunjung karena Aku, dan saling memberi karena Aku’.” (Imam Malik dalam Al-Muwaththa’)

Menyiasati kendala saling berkunjung karena kesibukan masing-masing, kenapa Sisterfillah tidak mencoba aktivitas "Nyalon Bareng" saja? ibaratnya "me time" sekaligus merawat dan mempererat ukhuwah. Toh, sejatinya memang wanita itu senang merawat diri dan terlihat cantik kan?. InsyaAllah bernilai pahala jika diniatkan untuk menjaga amanah tubuh dan ukhuwah yang Allah titipkan

Sebaiknya pilih salon yang memiliki area khusus wanita dan menyediakan terapis muslimah ya. Simple nya, Sisterfillah bisa memilih salon khusus muslimah yang sudah ada dimana-mana.

Salah satunya yaitu Haura Muslimah Salon & Spa yang beberapa waktu lalu komite Syar'i Lifestyle kunjungi. Berlokasi di Cipinang, Jakarta Timur. Salon yang didominsi warna turqoise ini buka setiap hari mulai pukul 11.00 pagi hingga 9 malam. Sisterfillah bisa booking terlebih dahulu jika ingin berkunjung terutama saat weekend ya. 



Haura Salon menyediakan perawatan from head to toe dengan harga bersahabat. Untuk perawatan totok wajah, bagi Sisterfillah yang memiliki kulit wajah sensitif, maka akan diberikan treatment khusus sebelum dilakukan pemijatan ringan hingga berat. Totok wajah mencakup pemijatan kepala dan pundak juga. Saat totok wajah, Sisterfillah mungkin akan terlelap sejenak karena merasa rileks dengan pijatan yang dilakukan terapis.

Perawatan rambut, Sisterfillah bisa mencoba creambath yang dapat membantu release stress akibat rutinitas padat yang menyita energi, "totally fresh" ujar salah satu komite setelah perawatan. Selain itu, Sisterfillah bisa memilih perawatan ratus untuk perawatan khusus organ kewanitaan agar terjaga kesehatan dan kebersihannya. Tak lupa, perawatan menicure & pedicure juga tersedia di Haura Salon.
Setelah nyalon, tubuh sudah fresh kembali, sekarang saatnya mengisi energi alias makan. Sisterfillah bisa melanjutkan kangen-kangenan dengan sahabat sambil makan atau ngemil di cafe yang terhubung langsung dengan Haura Salon. 




Ayo Sisterfillah, segera kontak sahabat untuk janjian nyalon bareng ya:)
"because, me time & great conversations are perfect combo"



Love,

SLS Team

Contributor: Fashion&Body Care Division
Syari’ah Advisor: Fathimah Syauqi
Editor: AM

Friday, March 31, 2017

Hijrah Pengasuhan (Part 2)



Assalamu'alaikum, Dear Sisterfillah..

Terima kasih yaa udah sabar nunggu..
Finally, artikel ini dilanjutkan pembahasannya alias artikel part 2. (Baca Hijrah Pengasuhan Part 1).



Pada pembahasan sebelumnya, ada satu masalah terbesar saat ini bagi para orangtua yaitu tentang derasnya arus informasi pergaulan yang negatif melalui media elektronik terutama media sosial yang berisiko besar untuk ditiru oleh para anak.

Nah, masih inget kah dengan langkah pertama yang harus dilakukan oleh para orangtua supaya anak kita terjaga dari hal-hal demikian? Hayoo..kira-kira udah ketemu belum yaah jawabannya?

“Kesuksesan dunia dan pengakuan dari orang lain terhadap anak kita”

Atau

“Tidak ada yang mengenal anak kita di dunia tapi Allah SWT selalu mendengar doa dari anak kita

terutama saat kita sudah tiada nantinya”

Maunya sih ga usah dipilih yaaa? Saya sebagai orangtua pun ingin kelak sang anak bisa meraih kesuksesan dunia dan akhirat. Artinya sang anak menjadi pemeluk Islam yang taat, yang doanya didengar Allah dan sekaligus bisa menjadi seorang yang berhasil di bidang profesinya. Alhamdulillah ya kalau seperti itu, insya Allah bisa sisterfillah!!! TAPI, tentu tidak mudah ya!


Bagaimana caranya agar impian tersebut dapat tercapai?



  1. Pengasuhan yang sejalan antara ayah-bunda maupun kerabat dekat

Jadikan Allah sebagai nilai utama dari setiap tujuan pengasuhan. Artinya, pendidikan anak sebaiknya berfokus pada nilai-nilai ketauhidan. Ada baiknya memilihkan sekolah dan lingkungan pergaulan anak yang berlandaskan pada nilai-nilai Islam, dan lakukan sejak ia kecil. Ayah-Ibu dan kerabat dekat sepakat bahwa keberhasilan mendidik anak yang utama dilihat dari seberapa besar rasa cintanya pada Allah, ketaatannya menjalankan perintah dan menjauhi larangan-NYA, serta bukan berdasarkan seberapa banyak juara atau piala yang sudah anak raih.

  1. Pembiasaan yang konsisten antara di rumah dan lingkungannya

Ketika nilai utama dari pengasuhan sudah sejalan, maka anak pun akan menginternalisasi nilai yang dimiliki oleh keluarganya. Pemahaman nilai saja tentu tidak cukup, diperlukan langkah selanjutnya yaitu pembiasaan yang konsisten. Artinya, orangtua atau keluarga perlu menjadi contoh utama bagi anak.

Jangan pernah menyuruh anak sholat atau mengaji, tetapi orangtua sendiri sibuk menonton televisi saat adzan berkumandang atau mengantarkan mengaji namun menunggu di depan sambil browsing. Aduh, bukan begitu yah ayah-bunda! Perlihatkan dulu pada anak bahwa kita melakukannya, baru meminta anak untuk berperilaku seperti kita.

Sebenarnya tidak perlu meminta, anak pun akan meniru dengan sendirinya. Ya, ini alamiah karena pada dasarnya seorang anak belajar dengan meniru lingkungannya. Selanjutnya, konsistenkan apa yang dibiasakan di rumah dengan di sekolah. Jadi, harus pintar juga dalam memilihkan sekolah ya ayah-bunda. Jangan sampai sekolah berlabelkan Islam tapi sebenarnya tidak benar-benar mempraktekkan ajaran Islam dalam keseharian anak.

  1. Komunikasi hangat & terbuka

Ketika nilai dan pembiasaan perilaku positif yang mengarah pada hubungan yang dekat dengan Allah sudah tertanam, maka jangan lupa juga untuk hadir di dekat anak. Usahakan sesibuk apapun pekerjaan tetap sediakan waktu setiap hari untuk berkomunikasi dengan sang anak, paling tidak 30 menit.

Bagaimana kalau ayah/bunda ada di luar kota? Tidak perlu khawatir, pada masa ini justru manfaatkan kecanggihan teknologi sebagai media komunikasi. Fisik tidak selalu harus hadir berdekatan, tapi kelekatan hati yang wajib ada di setiap waktu antara orangtua dan anak. Mengapa? Karena ini jadi dasar kedekatan anak dan orangtua untuk berbagi cerita, menemukan jawaban atas hal-hal baru yang ia temui di sekelilingnya, serta sebagai sarana berdiskusi akan segala hal.

Dalam berkomunikasi, terapkan pola komunikasi dua arah dan hindari doktrin yaa, misal “pokoknya tidak boleh! Itu salah! Jangan lakukan itu! dll”. Biasakan hal ini sejak anak kecil agar di masa remajanya anak pun tidak canggung untuk melakukannya dengan kita. Sisterfillah, ketika kita dapat menjadi teman pertama anak maka kecil kemungkinannya ia akan mencari tempat berbagi lain di luar sana.  

Semoga Allah senantiasa tuntun kita untuk bisa menjadi orangtua yang amanah ya, Sisterfillah!
Aamiin.. Insya Allah



Love,

SLS Team

Contributor: Alfa Mardhika, M.Psi, Psikolog
Syari’ah Advisor: Fathimah Syauqi
Editor: AM